Intergrated Farming System: terobosan baru dari sistem terpadu

Nama : Lintang Restu Pratiwi
NIM : 15/383391/PN/14222

sumber:http://agritech.tnau.ac.in/agriculture/images/integrated_farming/int_farming.png

Pertanian di indonesia kini menjadi sorotan tak hanya oleh pemerintah namun juga perhatuan khusus masyarakat awam. Tidak sedikit mereka yang pesimis akan sistem pertanian di indonesia. Semakin tingginya nilai impor yang dilakukan oleh pemerintah , serta semakin berkurangnya lahan pertanian di indonesia. Membuat sebutan negara ini sebagai negara agraris mulai di ragukan ketajamannya. Banyak lahan pertanian yang kini justri di alih fungsikan sebagai wilayah industri yang menebar kekhawatiran bagi ketersediaan pangan nasional. Hal ini yang memicu pemerintah untuk mencari sistem yang baru guna tetap menjaga kestablian produksi pertanian.
Salah satu sistem yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pertanian terpadu atau lebih dikenal sebagai intergrated farming system. Intergrated farming system merupakan kesinambungan antara pertanian secara luas yang meliputi budidaya tanaman, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan yang dapat menghasilkan produk pertanian lebih baik lagi dan maksimal guna mengatasi beberapa persoalan yang tengah dihadapi. Sistem ini memegang peran penting dalam ketersediaan bahan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat indonesia.
Intergrated farming system dapat dilakukan pada lahan yang terbatas, namun tetap dapat menghasilkan produk pertanian sesuai target yang di harapkan. Namun , penerapan system ini menggunakan modal yang cukup besar. Menginggat pengetahuan Yang dimiliki masyarakat tentang system ini sang at terbatas , Karena belum terlalu di terapkan oleh petani di Indonesia.  Sistem ini mendasar pada proses yang saling mengaitkan satu sama lain antar komponen-komponen Yang Ada dalam pertanian secara luas. Komponen-komponen dalam integrated farming system antara lain :
1.     Komponen sumber daya manusia
Sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam system pertanian terpadu ini. System in I memerlukan beberapa pengetahuan baru yang mungkin belum dilakukan oleh beberapa petani di indonesia. Dalam intergrated farming system ini energi dari sdm sangat diperlukan Yang akan mempengaruhi keberhasilan dari sistem ini.
2.     Peternakan
Peternakan merupakan penggerak atau bahan awal dalam integrated farming system ini. Dalam peternakan komponen Yang digunakan berupa limbah kotoran. Limbah kotoran ini kemudian di fermentasi oleh mikroorganisme untuk media dalam budidaya perikanan
3.     Perikanan
Budidaya ikan menggunakan media dari limbah kotoran ternak setelah mengalami fermentasi oleh dekomposer atau microorganisme. Dalam hal ini akan menguntungkan penggunaan pakan ikan , karena pakan yang digunakan dapat berkurang setengahnya.
4.     Lahan budidaya tanaman
Hal yang utama dan paling penting dalam intergrated farming system ini berupa lahan pertanian itu sendiri. Lahan ini digunakan untuk penanaman beberapa budidaya tanaman sayuran atau tanaman hortikultura. Semakin maksimal pemanfaatan intergrated farming system ini semakin besar juga Basil Yang do dapat dalam penerapan system ini.


2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. A. Nilai Penyuluhan
    ========================
    1. Dalam artikel tersebut terkandung ide baru berupa metode bercocok tanam dalam pertanian secara luas, menggabungkan aspek pertanian dan peternakan dalam pelaksanaannya sehingga terdapat keuntungan lebih dibandingkan pertanian konvensional
    2. Artikel ini lebih tertuju pada pemilik faktor-faktor pembangun integrated farming, yakni lahan pertanian dan peternakan, SDM yang mumpuni di bidang hal ini.
    3. Manfaat yang didapat dari artikel ini cukup besar bagi pembaca artikel yang memiliki ketertarikan dan modal yang cukup. Dalam artikel disebutkan akan memghemat biaya pakan ikan.
    4. Artikel ini memuat nilai pendidikan yang mengajarkan bagaimana cara untuk menerapkan integrated farming.


    B. Nilai berita
    =============================
    1. Timelines: Tulisan yang disampaikan tidak mencantumkan tanggal pengambilan sumber, jadinya tidak dapat ditentukan nilai kebaruannya.
    2. Proximity: Tulisan ini bersifat dekat dengan pemilik lahan pertanian dan peternakan serta yang memiliki SDM yang unggul di bidangnya.
    3. Importance: Tulisan ini dibutuhkan oleh petani yang menginginkan inovasi di bidang pertanian agar keuntungan yang didapat lebih banyak.
    4. Policy: Ketika tulisan ini selaras dengan keinginan petani, maka tulisan ini atau hal-hal yang berkaitan dengan hal ini akan lebih intens di akses.
    5. Prominence: Dalam tulisan ini tidak ada tokoh terkemuka yang menarik minat pembaca
    6. Consequence: Gagalnya usaha ini akan berakibat negatif karena akan menyebabkan kehilangan modal yang besar, sebaliknya jika berhasil akan mendapatkan keuntungan yang besar. Pembahasan mengenai hal ini akan menarik minat pembaca, tapi tidak ada dalam artikel ini.
    7. Conflict: Tidak terdapat konflik dalam artikel.
    8. Development: Keberhasilan mengenai integrated farming akam menarik minat pembaca lainnya, tapi tidak disebutkan dalam artikel ini.
    9. Disaster & crime: Tidak terdapat hal ini dalam artikel.
    10. Weather: Tidak terdapat hal ini dalam artikel.
    11. Sport: Tidak terdapat hal ini dalam artikel.
    12. Human interest: Petani yang memiliki lahan pertanian dan peternakan serta sumber daya yang mumpuni akan tertarik dengan berita dalam artikel ini.

    Dianalisis oleh:
    Ananda Iqbal HM (14293)
    Kelompok 7 / Golongan B4

    BalasHapus